Kamu suka menonton film di Netflix? Membaca manga? Atau bermain games dengan storyline yang bagus? Apapun formatnya, semua orang pasti menyukai cerita. Itulah kenapa banyak brand sukses di dunia yang menggunakan teknik storytelling sebagai strategi branding dan marketing mereka.
Kamu juga ingin agar brand bisnismu bisa sukses dan disukai oleh banyak orang, kan? Yuk ketahui apa itu teknik storytelling, manfaat storytelling dalam marketing, serta bagaimana menerapkan teknik storytelling dengan formula ABT. Simak penjelasannya pada artikel ini ya.
Apa Itu Teknik Storytelling?
Dalam bahasa Indonesia, arti storytelling yaitu kegiatan menyampaikan cerita. Teknik storytelling adalah seni interaktif yang menggunakan bahasa tutur, vokalisasi atau menyuarakan baca, gerak tubuh dan isyarat untuk memunculkan elemen dan gambaran sebuah cerita sambil merangsang imajinasi audiens.
Teknik storytelling berperan penting dalam kesuksesan sebuah proses marketing. Adanya unsur storytelling dapat membuat sebuah konten jadi lebih menarik dan relevan bagi audiens, pesannya lebih mudah dipahami, dan dapat menggerakan audiens untuk melakukan sesuatu.
Storytelling menjadi jurus marketing yang kekuatannya tidak bisa dibendung. Data dan angka bisa membuka mata khalayak dalam melihat sesuatu, namun hanya cerita yang sanggup menggerakkan hati dan membuat orang membeli suatu produk.
Harrison Monarth
Teknik Storytelling dengan Formula ABT
Apa formula rahasia yang digunakan oleh film-film sukses di Hollywood sehingga mereka dapat menciptakan cerita yang disukai penontonnya?
Randy Olson, di dalam bukunya yang berjudul “The Narrative Gym for Business”, menciptakan sebuah struktur cerita universal berdasarkan cara manusia menerima dan memproses informasi. Ia menyebutnya dengan Formula ABT.
A-B-T = And-But-Therefore (Dan-Tapi-Karenanya)
The Beginning (And) = Setup
Setiap cerita pasti memiliki tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Cerita akan diawali oleh penjabaran beberapa fakta yang menjadi setup cerita. Kata “dan” merupakan kata hubung yang menyatukan satu fakta dengan fakta lainnya.
The Middle (But) = Tension/Conflict
Setelah fakta-fakta yang menyusun situasi cerita telah dijabarkan, barulah cerita utama bisa dimulai. Inilah peran dari kata “tapi” yang menunjukkan adanya kontradiksi. Kata “tapi” bisa mengarahkan cerita kepada sebuah konflik.
The End (Therefore) = Resolution
Elemen utama dari sebuah cerita adalah waktu. Dalam mengembangkan sebuah narasi, kita perlu menceritakan mengenai perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Kata “oleh karena itu” merupakan kata konsekuensi yang berperan dalam mengarahkan cerita dari konflik ke tujuan akhir cerita.
Contoh Formula ABT dalam Pesan Pemasaran
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Formula ABT adalah struktur penulisan cerita yang universal. Fomula ini tidak hanya digunakan untuk membuat sebuah buku atau film saja, tapi bisa juga untuk membuat pesan pemasaran.
Lihatlah bagaimana QuickFlip, sebuah perusahaan hoody backpack, membuat pesan pemasaran dengan formula ABT:
“Sepatu DAN jaket adalah teman setia kamu yang hobinya jogging di pagi hari yang dingin”.
“NAMUN ketika panas mulai menyengat dan keringat mulai keluar, dimana kamu akan menyimpan jaketmu? Ikat di pinggang? Pasti akan terasa tidak nyaman. Taruh di tas? Repot sekali! Atau ditinggal begitu saja? Tidak mungkin…”
“ITULAH MENGAPA QuickFlip hadir. Jaket anti air yang bisa berubah menjadi backpack simpel dan ringan dalam sekejap. Masih mau ribet ikat jaket di pinggang?”
Menarik bukan? Yuk, coba kamu praktikkan!
Baca juga: Tips Menulis Kreatif Agar Blog dan Kontenmu Semakin Menarik
4 Teknik Menulis Storytelling Lainnya
Untuk membantumu menyusun storytelling, terdapat beberapa teknik lain yang bisa kamu terapkan. Ada empat teknik yaitu monomyth, false start, sparklines, dan the mountain.
Keempat teknik tersebut sering kali dipakai baik itu untuk cerita film, buku, ataupun konten pemasaran dan iklan. Kamu bisa memadukannya dengan formula ABT yang sudah dibahas sebelumnya.
- Teknik Monomyth: sebuah teknik storytelling yang menekankan pada heroes journey; yaitu tentang kisah perjalanan seseorang yang sukses mencapai tujuannya.
- Teknik False Start: menekankan pada cerita kesalahan atau kegagalan seseorang yang diikuti usaha untuk memperbaiki kesalahan tersebut dan bangkit dengan cara yang kreatif dan tidak terduga.
- Teknis Sparklines: Penceritaan tentang sesuatu yang terjadi saat ini dan perbedaan yang timpang dengan kondisi ideal yang seharusnya; diikuti dengan panduan yang harus dilakukan.
- Teknik The Mountain: teknik penceritaan yang panjang dan diawali dengan pengenalan, lalu diikuti adanya konflik yang memuncak dan diakhiri dengan solusi atas konflik tersebut.
Manfaat Teknik Storytelling
Mengapa storytelling menjadi sangat penting dan bermanfaat untuk diterapkan di dalam content marketing? Berikut adalah tiga manfaat dari storytelling.
Membuat Konten Lebih Hidup
Dikutip dari Forbes, storytelling adalah kemampuan dasar manusia yang dapat menyatukan dan membangun koneksi kuat dengan orang lain. Storytelling akan membuat konten lebih berwarna dan tidak monoton.
Contohnya, Gojek membuat campaign bernama #KasihJempol untuk mengajak konsumen memberikan apresiasi kepada para driver. Konten yang dibuat adalah mengenai “kekuatan” dari sebuah jempol dalam memberikan dampak positif bagi banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah dalam hal mengapresiasi orang-orang yang lupa untuk diapresiasi.
Melalui konten tersebut, Gojek mampu membuat pesan sederhana mengenai ajakan memberikan rating menjadi sebuah konten yang mampu membawa perasaan audiensnya.
Pesan Lebih Mudah Dipahami
Konten yang menggunakan teknik storytelling akan lebih mudah untuk dipahami dan diterima oleh audiens karena ada alur cerita yang merangsang imajinasi dan bahasa yang tidak kaku.
Kelebihan ini dapat digunakan oleh brand untuk mengenalkan produk, membangun persepsi mengenai sebuah brand, atau mengajak konsumen untuk tidak melewatkan promosi dan diskon yang kamu adakan.
Lihatlah bagaimana Flip mampu mengenalkan manfaat aplikasinya lewat campaign #Save6500. Menurutmu, apakah pesan utama yang ada pada konten iklan Flip jelas dan mudah dipahami?
Lebih Mudah Diingat
Konten promosi yang instan dan monoton akan membuat audiens jenuh sehingga konten akan lebih mudah terlupakan. Namun, jika suatu konten dapat menyuguhkan nilai-nilai kemanusiaan maka konten tersebut akan lebih mudah diingat.
Storytelling menggunakan visualisasi atau bahasa yang mengundang imajinasi audiens. Storytelling juga bisa membuat audiens tersentuh dan tergerak karena topik yang relatable. Hal ini membuat sebuah konten jadi lebih menarik, viral, bahkan tidak terlupakan ketika konten tersebut dapat menyentuh sisi emonional audiens.
Kamu pasti masih ingat dengan iklan legend dari perusahaan asuransi di Thailand ini, kan? Kekuatan dari storytelling dapat membuat orang-orang mengingat sebuah iklan bahkan hingga bertahun-tahun lamanya.
Tips Menerapkan Teknik Storytelling Pada Marketing
1. Tentukan Pesan Inti
Penting untuk menentukan pesan inti dalam konten yang akan kamu sampaikan. Tanpa adanya pesan inti maka konten yang kamu buat tidak akan jelas dan melebar “kemana-mana”. Audiens tidak akan bisa menangkap maksud dari kontenmu dan tentunya akan melewatkan kontenmu.
Oleh karena itu, tentukanlah pesan inti sebelum membuat cerita agar content marketing yang dibuat dapat memberikan hasil yang lebih efektif.
2. Adanya Koneksi dengan Audiens
Banyaknya informasi yang bertebaran di internet membuat audiens hanya akan peduli pada sesuatu yang berhubungan dengan dirinya. Oleh karena itu, buatlah konten yang relevan dengan keadaan audiens sehingga pesan yang ingin kamu sampaikan bisa mendapatkan perhatian mereka.
Untuk bisa membuat konten yang relatable maka kamu harus mengenali dulu siapa audiensmu, apa yang menjadi keresahan mereka, dan apa yang mereka harapkan. Dengan demikian, proses membangun hubungan dengan audiens akan jauh lebih mudah.
3. Bercerita Secara Sederhana
Cobalah untuk memilih topik cerita yang sederhana. Meskipun konten dengan cerita yang kompleks dan panjang terlihat bagus, namun untuk brand storytelling maka konten dengan cerita sederhana akan lebih dilirik oleh audiens.
Hal ini karena tema konten yang sederhana cenderung lebih realistis, dirasakan oleh banyak orang, dan relatable sehingga konten yang diberikan oleh brand akan lebih dipercaya.
4. Kisah yang Menyentuh
Buatlah konten dengan cerita yang bisa “menyentuh” hati audiens. Ketika hati audiens sudah tersentuh hatinya maka mereka tidak akan lagi memilih brand berdasarkan keputusan rasional seperti fitur dan keunggulan, melainkan karena alasan emosional. Konsumen yang sudah memiliki ikatan emosional dengan brand akan menjadi lebih loyal.
5. Narasi yang Unik
Keistimewaan storytelling dibandingkan dengan konten promosi biasa adalah keunikan narasi yang ada di dalamnya. Buat “kemasan” yang menarik pada kontenmu dengan narasi unik seperti lucu, mengejutkan, mencolok, penasaran, dan lain-lain. Sisi unik pada cerita akan menciptakan sebuah titik yang tidak akan terlupakan oleh konsumen.
Ayo Praktikkan Teknik Storytelling!
Jadi, gimana? Sudah siap menyentuh hati konsumen dengan teknik storytelling? Hal terpenting yang harus kamu lakukan selanjutnya adalah jangan pernah lelah untuk berlatih agar kamu terbiasa membuat storytelling yang dapat menyentuh hati konsumen.
Semoga penjelasan diatas bisa dijadikan sumber belajar untuk bisa memulai bisnis online kalian. Jika kalian ada kritik maupun saran jangan sungkan untuk isi kolom komentar atau langsung dm instagram Digitumo di @digitumo.id atau cek artikel lain di web Digitumo di Digitumo.com. Bye! Sampai jumpa di topik selanjutnya.