Dongkrak Penjualanmu dengan Digital Marketing Funnel, Kenali Tahapannya!

Digital Marketing Funnel

Pernahkah kamu mengalami boncos saat menjalankan iklan online? Atau konten sosmedmu ramai interaksi tapi minim pembeli? Kalau kamu mengalami masalah-masalah semacam ini, mungkin karena kamu belum mengenal istilah digital marketing funnel.

Untuk bisa sukses menjalankan strategi digital marketing, kamu harus hadir di setiap proses perjalanan konsumen menuju tahap pembelian. Tahapan ini disebut sebagai marketing funnel.

Mau tahu lebih lanjut mengenai apa itu marketing funnel, apa saja tahapannya, dan bagaimana contoh dari marketing funnel? Simak konten berikut ini!

Apa yang Dimaksud dengan Marketing Funnel?

Marketing funnel atau sales funnel adalah perjalanan konsumen mulai dari pertama kali mengenal brand, menginginkan atau mempertimbangkan produk, melakukan pembelian, menjadi pelanggan setia, hingga merekomendasikan brand ke orang lain.

Kamu mungkin berpikir, untuk apa mengetahui proses seseorang menjadi pembeli? Bukankah sesederhana mereka melihat produk dan apabila tertarik maka mereka akan membelinya?

Tentu saja prosesnya tidak sesimpel itu, terutama jika kamu menjalankan bisnis online. Ada banyak proses yang harus dilalui oleh konsumen di era digital hingga akhirnya mereka mengambil keputusan untuk melakukan pembelian.

Apa Saja Fase Marketing Funnel?

Marketing funnel memiliki bentuk segitiga terbalik seperti corong yang menggambarkan jumlah target konsumen yang semakin sedikit (tersaring) seiring dengan proses yang ada.

funnel marketing
Source: Sprout Social

Disini akan kami paparkan lima proses marketing funnel yang sudah pasti ada di tiap industri, khususnya bisnis digital. Kelima tahapan itu adalah awareness, consideration, conversion, loyalty dan advocacy.

Tentu akan lebih baik jika kamu bisa kembangkan tahapannya sesuai kebutuhan di industri kamu.

1. Awareness (Sadar)

Ketika orang-orang belum mengetahui brand ataupun produk suatu bisnis, tugas pertama yang kamu lakukan adalah membuat mereka tahu atau sadar (aware).

Di tahap ini, kamu akan berusaha untuk menjangkau sebanyak mungkin target audiens agar mereka tahu bisnis kamu dan apa yang kamu jual, atau minimal pernah dengar nama brand-mu.

Setidaknya, strategi marketing pada tahap awareness harus bisa menjawab tiga pertanyaan ini:

  • Siapa kamu dan apa yang kamu jual?
  • Kenapa target konsumen kamu harus peduli dengan penawaranmu?
  • Apa yang akan didapatkan oleh target konsumen ketika memakai produkmu? Apa yang dilewatkan jika tidak memakainya?

Strategi marketing yang dapat kamu lakukan pada tahapan awareness adalah dengan membuat konten. Konten harus memiliki nilai dan manfaat bagi target audiens agar mereka akan menyukainya dan menginginkan lebih banyak konten darimu.

Contoh Marketing Funnel Tahapan Awareness

Ucup, seorang pekerja kantoran yang mengalami obesitas ingin memulai hidup sehat dengan diet. Sebagai langkah awal, ia mulai mencari konten seputar diet di Google dan Instagram.

Dari hasil pencariannya, Ucup menemukan beberapa konten yang bermanfaat. Ternyata, diantara konten tersebut sebagian besarnya bersumber dari website YukDiet.com dan akun Instagram @YukDiet.

Karena penasaran, Ucup mencari tahu lebih jauh mengenai YukDiet. Akhirnya Ucup mengetahui kalau YukDiet adalah brand catering khusus untuk diet.

2. Consideration (Menimbang-nimbang)

Jika target audiens sudah punya kesadaran brand mengenai apa yang dijual dan manfaatnya, selanjutnya mereka akan mulai menimbang-nimbang pilihan mana yang terbaik.

Pada tahapan ini, kamu sudah boleh melakukan sedikit hard selling seperti mengenalkan fitur dan kelebihan produk, testimoni pelanggan, atau review dari public figure.

Meskipun hard selling, jangan sampai terlalu agresif dan terlihat sedang berjualan. Sedikit tips dari kami adalah fokuskan penawaran pada apa yang akan didapat oleh konsumen, bukan apa yang dimiliki produk tersebut.

Coba bandingkan dua kalimat promosi ini:

“Tas mini dengan teknologi terbaru ini mampu menyimpan banyak benda tanpa harus membutuhkan ukuran yang besar serta mudah untuk dibawa kemana-mana”.

“Untuk anda yang memiliki mobilitas tinggi dan khawatir merasa ribet karena butuh membawa banyak barang, rasa khawatir anda akan hilang karena tas ini bisa jadi solusinya”.

Mana diantara keduanya yang menurutmu lebih relate dengan konsumen?

Contoh Marketing Funnel Tahapan Consideration

Ucup tertarik mencoba jasa catering diet dan ia mempelajari lebih lanjut layanan tersebut. Namun, Ucup tidak hanya mencari tahu jasa catering diet melalui YukDiet saja, ia juga melakukan pencarian terkait jasa catering diet di Google dan membuka website lainnya untuk melihat penawaran mereka.

Dari hasil risetnya, Ucup menyimpulkan bahwa YukDiet memiliki penawaran yang lebih menarik dan lebih terpercaya karena ragam menu yang ditawarkan variatif dan sudah mendapat review dari influencer kesehatan terkenal.

3. Conversion (Membeli)

Pada tahapan ini, fokus kamu adalah untuk membuat target konsumen sesegera mungkin melakukan transaksi serta memastikan transaksi berjalan dengan lancar.

Kuncinya adalah berpacu dengan waktu, sebab semakin lama proses pembelian ditunda maka kemungkinan kehilangan calon konsumen akan semakin besar.

Beberapa strategi yang dapat melancarkan proses pembelian adalah dengan memberikan beragam stimulus seperti promo, upselling (menawarkan produk pelengkap), reminder, dan pusat bantuan konsumen.

Contoh Marketing Funnel Tahapan Conversion

Sayangnya, Ucup memutuskan untuk menunda pembelian karena belum memiliki cukup uang untuk berlangganan catering selama sebulan.

Tidak lama kemudian, saat Ucup sedang scrolling di Instagram dia menemukan iklan dari YukDiet yang memberikan diskon hingga 40% bagi pelanggan baru. Melihat kesempatan yang ada, Ucup langsung menghubungi contact person YukDiet untuk mulai berlangganan catering.

4. Loyalty (Membeli Ulang)

Berdasarkan data dari Customer Thermometer, sebanyak 80% keuntungan bisnis didapat dari 20% pelanggan lama, menarik bukan? Tentunya akan lebih mudah untuk menjual produk kepada pelanggan lama yang puas dibandingkan harus mencari pelanggan baru.

Itulah pentingnya tahap loyalty, disini kamu dituntut untuk bisa menarik pelanggan lama agar kembali melakukan pembelian. Ada beragam cara yang bisa dilakukan seperti pengumpulan poin untuk mendapatkan reward, rekomendasi produk berdasarkan produk yang sudah dibeli sebelumnya, ataupun after-service.

Intinya, kamu harus berikan pelayanan maksimal yang membuat konsumen merasa nyaman denganmu sehingga muncul rasa setia pada diri mereka.

Contoh Marketing Funnel Tahapan Loyalty

Setelah sebulan berlangganan catering diet, Ucup merasa puas dengan hasilnya. Ucup juga tergabung dengan komunitas khusus member langganan YukDiet yang sering mengadakan kegiatan positif.

Tidak ada alasan bagi Ucup untuk tidak lanjut berlangganan catering diet.

5. Advocacy (Rekomendasi)

Pastinya kamu sudah tahu seberapa besar dampak dari word of mouth terhadap bisnis. Di tahap advocacy, kamu akan mendorong para pelanggan setiamu untuk memberikan rekomendasi kepada teman-teman mereka.

Tahap ini menjadi tahapan terakhir yang ada pada marketing funnel. Melalui tahapan ini pula kamu bisa mendapatkan awareness gratis dari pelanggan setiamu.

Berikut adalah beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mendorong para pelanggan setia memberikan rekomendasi kepada orang-orang.

  • Review: meminta review kepada konsumen untuk dijadikan testimoni.
  • Referral/affiliation: memberikan insentive kepada promotor yang membantu promosi.
  • Reseller/dropship: bentuk kerjasama dimana reseller dapat menjual produk kamu dan mereka bisa mendapatkan keuntungan dari hasil jualannya.

Contoh Marketing Funnel Tahapan Advocacy

Ucup melihat banyak teman kantor dan kuliahnya yang memiliki masalah serupa denganya. Melihat peluang tersebut, Ucup mengajak teman-temannya untuk berlangganan YukDiet dan memberikan referral code kepada mereka agar bisa mendapatkan diskon.

Dari referral code yang dibagikan, Ucup juga turut mendapat diskon sebagai insentif dari YukDiet.

Penutup

Bagaimana? Proses pembelian ternyata tidak sesederhana melihat produk lalu membelinya, kan?

Itulah tahapan beserta contoh sederhana dari digital marketing funnel. Tentunya bisnis dengan model dan produk yang berbeda akan memiliki digital marketing funnel yang berbeda pula.

Dengan mengetahui konsep ini, kamu akan memahami tahap demi tahap proses pembelian terjadi, menentukan strategi marketing apa yang efektif pada tiap tahapannya, serta channel apa yang sebaiknya digunakan.

Terima kasih telah membaca artikel ini sampai akhir. Jika kamu tertarik untuk mempelajari digital marketing dengan lebih mendalam, kamu bisa download e-book mengenai panduan digital marketing untuk pemula di sini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *