Tahukah kamu bahwa untuk mencapai Digital Marketing yang sukses tidak hanya soal strategi atau pengiklanan. Namun juga memiliki target pasar yang sesuai dan pas. Faktor itu disebut juga dengan Buyer Persona.
Dalam artikel ini kita akan membahas apa itu buyer persona, cara membuatnya, dan seperti apa contohnya? Check it Out!
Apa Itu Buyer Persona?
Buyer Persona adalah orang fiktif yang sengaja diciptakan dengan karakteristik tertentu sebagai target konsumen. Buyer persona ini mewujudkan siapa konsumen yang tepat dalam bisnis kamu, seperti apa rutinitasnya, bagaimana sifatnya dan apa pekerjaannya.
Oke, sekarang kita akan break down lagi seberapa penting Buyer Persona bagi bisnis kita?
Kenapa Buyer Persona Penting?
Memahami dan menentukan Buyer Persona dengan baik akan membantu kamu untuk mengenali pelanggan atau calon pelanggan kamu dengan baik pula. Sehingga Value yang kamu berikan pada bisnis kamu benar-benar memberikan manfaat.
Selain itu dengan menentukan Buyer Persona yang tepat kamu bisa membuat langkah strategi untuk bisnis kamu.
Setelah kamu mengetahui apa itu buyer persona, tidak usah panjang lebar yuk kita langsung bahas bagaimana cara menentukan buyer persona untuk bisnis kamu. Check it out!!
Cara Membuat Buyer Persona pada Bisnis
Di atas sudah kita bahas bersama bahwa melakukan riset itu sangat penting dalam menentukan buyer persona yang tepat. Yuk kita langsung bahas 4 step bagaimana caranya menentukan Buyer Persona yang tepat :
1. Lakukan Riset
Ada 4 hal yang bisa kamu riset untuk menentukan Buyer Persona :
- Demografi: Melihat konsumen secara umum seperti umur, jenis kelamin, status dan pendidikan.
- Geografi: Melihat konsumen dari segi wilayah seperti negara, kota dan iklim.
- Psikografi: Melihat alasan bertindak. Seperti value yang dipegang, ketertarikan, lifestyle, kepribadian dan perilaku.
- Behavioral: Melihat perilaku konsumen berinteraksi dengan produk seperti like/dislike, loyalitas dan manfaat yang didapat.
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menentukan hal-hal tersebut diatas, salah satunya dengan memanfaatkan beberapa tools, contohnya jika kamu memiliki website, kamu bisa menggunakan Google Analytics.
Kemudian, platform media sosial seperti Facebook, Instagram, hingga tools social media analytics lainnya seperti Hootsuite, Social Report, Buffer Analyze.
Baca Juga: Apa itu Google Analytics? Yuk Kenalan dengan Tool Ajaib Ini
2. Kenali Masalah Pelanggan
Dalam tahap ini kamu bisa membayangkan “Apa masalah yang ingin diselesaikan oleh pelanggan” , “Apa hambatan yang pelanggan hadapi saat menyelesaikan masalah itu”.
Beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menjawab pertanyaan di atas dengan memantau secara langsung dengan tools yang sudah disebutkan diatas.
Tapi kamu bisa menggunakan metode lain dengan survey melalui email, wawancara, bahkan Forum Group Discussion (FGD) untuk memperoleh informasi yang spesifik.
3. Identifikasi Customer Goals
Setelah kamu sudah mengetahui masalah yang dihadapi pelanggan kini saatnya kamu mencari tahu goals yang mereka capai.
Dalam hal ini customer tidak selalu merujuk hal-hal yang bersifat professional atau bersifat pribadi. Dan tidak semuanya tentang fitur-fitur yang ada pada bisnis kamu. Namun hal ini tidak seluruhnya useless karena kamu bisa menentukan strategi bisnis menggunakan hal tersebut.
Contohnya ketika pebisnis online membutuhkan website atau jasa strategi marketing. Maka Digitumo tidak hanya memberikan solusi berupa layanan hosting dan domain untuk membuat website.
Tapi juga memberikan banyak alternatif untuk menambah insight bisnis online dengan berbagai macam artikel atau ebook.
4. Solusi yang Ditawarkan Bisnis Kamu
Saat kamu sudah menentukan Buyer Persona. Kamu bisa memanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pengembangan produk dan layanan yang ada dalam bisnis kamu.
Singkatnya, kamu bisa melihat bahwa diluar produk yang kamu tawarkan saat ini masih banyak prospek bisnis yang bisa kamu gunakan untuk memenuhi goals pelanggan.
Contoh Buyer Persona
Oke, setelah kamu sudah mengetahui apa itu Buyer Persona dan bagaimana cara menentukannya. Sekarang kita akan bahas hal yang paling seru yaitu contoh buyer persona. Yuk kita bahas bersama.
Studi kasus: kamu akan membuat produk berupa sepatu, yuk kita buat Buyer Persona nya.
Andre (Nama Buyer Persona)
Demografi | Pria berusia 24 tahun dengan pendapatan 6 Juta perbulan. Berstatus lajang dan saat ini sedang bekerja di Industri Kreatif. |
Geografi | Tinggal di Bandung, kota Metropolitan dengan Industri fashion yang cukup maju. |
Psikografi | Memiliki kepribadian Ekstrovert, stylist dan senang bereksplorasi. Hobinya adalah travelling, fotografi dan basket. |
Behavioral | Membeli sepatu setahun sekali untuk update trend fashion, menyukai brand lokal dengan indonesia signature dan suka dengan desain sepatu sporty untuk menunjang hobinya. |
Step selanjutnya kita harus mengidentifikasi masalah yang dialami calon pelanggan kita. Misalnya disini Andre sangat sulit menyesuaikan style nya dengan hobinya.
Andre sulit menemukan sepatu yang stylist tapi juga dapat digunakan untuk travelling, karena sepatu tersebut belum bisa menyesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan Andre.
Goals yang ingin dicapai oleh Andre adalah sepatu yang stylist, up to date dan dapat digunakan di kesempatan dan keadaan apapun.
Solusi yang dapat ditawarkan adalah sepatu sneakers. Sneakers merupakan sepatu yang ringan dan nyaman digunakan untuk berjalan jauh, tidak hanya itu sneakers dapat digunakan baik saat aktivitas seperti hanya menikmati keindahan alam karena modelnya yang membuat nyaman.
Sneakers juga bisa digunakan saat kamu hanya berjalan-jalan di kota, karena bahannya yang simple dan tidak gerah.
Penutup
Seru ya, seperti yang sudah kita bahas diatas menentukan Buyer Persona itu seperti membuat suatu sosok yang menggambarkan bisnis kita, juga seperti membuat cast dalam sebuah film.
Mengenal Buyer Persona berarti kamu sedang melakukan strategi untuk mencapai pasar yang lebih luas. Dengan menentukan Buyer Persona berarti kamu juga membuat langkah bisnismu lebih efektif dan efisien.